Jumat, 09 Maret 2012

makalah flow sheet

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam menjalankan tugasnnya, bidan dituntut untuk memberikan asuhan kebidanan dan mendokumentasikannya. Banyak sekali waktu yang dibutuhkan untuk mendokumentasikan sernua asuhan yang telah diberikan oleh seorang bidan. Untuk mengurangi beban dan banyaknya waktu yang dibutuhkan bidan untuk melakur;an pencatatan secara naratif, dibuatlah teknik pencatatan lembar alur. Lembar alur atau flowsheet dan checklist ini digunakan untuk mengumpulkan hasil pengkajian data dan mendokumentasikan implementasi kebidanan. Jika lembar alur ini dipergunakan dengan tepat, maka akan banyak menghemat waktu bidan untuk mencatat.
Pendokumentasian hasil pengkajian data dan asuhan yang bersifat rutin akan menghabiskan banyak waktu bidan. Data yang bersifat rutin ini dapat didokumentasikan secara ringkas dengan menggunakan lembar alur. Penting di sini untuk tidak menulis ulang data di dalam lembar alur ke dalam catatan perkembangan, karena sama saja hal ini akan mengabaikan tujuan pembuatan lembar alur dan melakukan pekerjaan yang sia-sia.
Tujuan pencatatan menggunakan teknik lembar alur ini antara lain yaitu untuk kecepatan dan efisiensi pendokumentasian data dan asuhan, menggabungkan data yang jika tidak dikumpulkan akan tersebar dalam rekam medis pasien, mempermudah kontinuitas asuhan, mengurangi duplikasi dalam pencatatan, melindungi aspek legal pasien dan bidan, dapat melakukan pengkajian data pasien dengan cepat, mudah membandingkan data pasien dan mendokumentasikan informasi yang akan digunakan dalam mengevaluasi keefektivan asuhan.
Format pencatatan dalam lembar alur kebanyakan berupa grafik atau cheklist. Data yang bisa didokumentasikan yaitu pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari, kebutuhan asuhan kebidanan, tanda-tanda vital, monitor keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, nutrisi, pengkajian kulit dan sistem tubuh, kadar glukose urine dan darah. Lembar alur juga bisa digunakan untuk mendokumentasikan hasil observasi dan tindakan kebidanan, kaitannya dengan data dasar, catatan pengobatan, KIE serta catatan perkembangan.
B.    Tujuan Penulisan
1.    Mengetahui definisi tekhnik pendokumentasian model checklist
2.    Mengetahui keuntungan dan kerugian dalam model pendokumentasian bentuk chechlist.
3.    Mengetahui tatacara dalam penulisan model checklist atau flow sheet.
C.    Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN       
A.    Latar Belakang       
B.    Tujuan Penulisan       
C.    Sistematika Penulisan       
   
BAB II PEMBAHASAN
A.    Definisi Pendokumentasian Teknik Cheklist/Flow Sheet
B.    Keuntungan dan Kerugian Teknik Checklist
C.    Desain dan Syarat Standar dari Teknik Cheklist/Flow Sheet
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan   
B.    Saran
Daftar Pustaka
Lampiran













BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Pendokumentasian Teknik Cheklist/Flow Sheet
Flow sheet atau checklist merupakan salah satu bentuk catatan perkembangan yang berisi hasil observasi dan tindakan. Flow sheet memungkinkan petugas untuk mencatat hasil observasi atau pengukuran yang dilakukan secara berulang yang tidak perlu ditulis secara narative, termasuk data klinik klien. Flow sheet merupakan cara tercepat dan paling efisien untuk mencatat informasi, selain itu tenaga kesehatan akan dengan mudah mengetahui keadaan klien hanya dengan melihat gravik yang terdapat pada flow sheet. Flow sheet atau checklist biasanya lebih sering digunakan di unit gawat darurat.
Format pencatatan dalam lembar alur kebanyakan berupa grafik atau cheklist. Data yang bisa didokumentasikan yaitu pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari, kebutuhan asuhan kebidanan, tanda-tanda vital, monitor keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, nutrisi, pengkajian kulit dan sistem tubuh serta kadar glukose urine dan darah.
Lembar alur juga bisa digunakan untuk mendokumentasikan hasil observasi dan tindakan kebidanan, kaitannya dengan data dasar, catatan pengobatan, KIE dan catatan perkembangan.


B.    Keuntungan dan Kerugian Pendokumentasian Teknik Checklist
Pada hakikatnya ada beberapa keuntungan dan kerugian dalam pendokumentasian model checklist ini. Antara lain sebagai berikut:
    Keuntungan :
1.    Meningkatkan kualitas pencatatan observasi
2.    Memperkuat aspek legal
3.    Memperkuat atau menghargai standar asuhan
4.    Menjadikan dokumentasi kebidanan lebih tepat
5.    Mengurangi fragmentasi data pasien dan asuhan
6.    Membatasi narasi yang terlalu luas
7.     Mudah dibaca
8.     Perbandingan data dari beberapa kkt dapat ditingkatkan
    Kekurangan :
1.    Memperluas catatan medik dan menciptakan penggunaan penyimpanan
2.    Memungkinkan duplikasi data, rancangan dan format
3.    Tidak ada ruang untuk pencatatan tentang kejadian yang tidak biasa terjadi dan bertahan untuk menggunakan lembar alur
4.    Medical record menjadi lebih luas
C. Desain dan Syarat Standar dari Teknik Cheklist/Flow Sheet
Desain dan bagian umum dalam pendokumentasian bentuk checklist dan flow sheet antara lain terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
1.    Kolom untuk nama petugas yang melakukan pemeriksaan atau tindakan.
2.    Hasil pengkajian, KIE, observasi, tindakan, dan lain-lain.
3.    Hasil observasi atau intervensi khusus.
4.    Nama pasien, waktu (tanggal, bulan dan tahun), nama bidan dan tanda tangan.
5.    Hanya menuliskan judul tindakan, sedangkan penjabaran lebih lanjut diuraikan secara narasi. Misalnya: mengobati luka bakar. Ganti balutan lihat pada catatan perkembangan.
Menurut Iyer and Camp (2005) proses merancang lembar alur dengan tepat sangat bervariasi. Beberapa anjuran umum dalam merancang sebuah lembar alur adalah :
1.    Tentukan seberapa banyak ruangan yang diperlukan untuk isi format.
2.    Rancang sebuah format yang mudah dibaca dan digunakan.
3.    Tentukan apakah format tersebut akan digunakan secara vertikal atau horisontal.
4.    Gunakan huruf yang dicetak tebal dan miring untuk menekailkan judul bagian atau informasi penting lainnya.
5.    Pertimbangkan untuk memberi jarak antar informasi.
6.    Tentukan apakah format tersebut akan lebih dari satu halaman.
7.    Pertimbangkan apakah informasi dalam format tersebut akan dikomunikasikan antar bagian.
8.    Sediakan lembar alur kosong untuk masing-masing pasien agar memungkinkan individualisasi data dan pendokumentasian asuhan pada pasien.
9.    Jika catatan perkembangan rnultidisiplin tidak digunakan, pertimbangkan pemberian ruang kosong untuk catatan - ¬catatan tersebut di halaman sebaliknya lembar alur tersebut.
10.    Pertahankan struktur dasar format lembar alur untuk menggambarkan standar asuhan yang diberikan kepada pasien adalah sama.
11.    Berfikir global saat membuat atau merevisi sebuah format, hindari merancang format tanpa berkonsultasi ke profesi/unit lain.
12.    Libatkan staf sistem informasi komputer untuk meninjau ulang konsep lembar alur.
13.    Dapatkan masukan dari anggota staf yang akan menggunakan format tersebut.
14.    Lakukan koreksi awal secara cermat terhadap format yang telah dibuat.
15.    Harus disadari bahwa pembuatan dan penerapan format lembar alur membutuhkan waktu lama, sehingga perlu alokasi waktu yang cukup.
Agar lembar alur/flow sheet/ceklist sesuai dengan standar, maka harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1.    Perhatikan dan ikuti petunjuk menggunakan format khusus.
2.    Lengkapi format dengan kata kunci.
3.    Gunakan tanda cek (V) atau (X) pada waktu mengidentifikasi bahwa parameter telah diobservasi / di intervensi.
4.    Jangan tinggalkan lembar checklist dalam keadaan kosong. Tulis O untuk mengidentifikasi bahwa parameter tidak diobservasi.
5.    Tambahkan uraian secara detail jika diperlukan.
6.    Pertahankan agar letak lembar alur tepat di lokasi yang tersedia (Rekam Medis).
7.     Beri tanda tangan dan nama jelas perberi asuhan.
8.    Dokumentasikan waktu dan tanggal data masuk.
Contoh pendokumentasian Flow Sheet
Tanggal
Waktu    03/10/2011
Jam 07.00    03/10/2011
Jam 15.30    03/10/2011
Jam 21.00
Kriteria luka    A    P    A    P    A    P
Ukuran luka                       
Jaringan nikrotik                       
Jaringan nekrotik yang lekat                       
Bau kotor                       
Kelembutan batas/tepi luka                       
Temperature kulit                       
Frekuensi ganti balutan per shift                       
Tambahan balutan per shift                       
Pengobatan luka                       
(Sumber Hidayat. 2002)
Keterangan
A : Tidak ada
P : Ada

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Cheklist/Flowsheet merupakan salah satu bentuk catatan perkembangan yang berisi hasil observasi dan tindakan. Flow sheet memungkinkan petugas untuk mencatat hasil observasi atau pengukuran yang dilakukan secara berulang yang tidak perlu ditulis secara narative, termasuk data klinik klien. Flow sheet merupakan cara tercepat dan paling efisien untuk mencatat informasi, selain itu tenaga kesehatan akan dengan mudah mengetahui keadaan klien hanya dengan melihat gravik yang terdapat pada flow sheet. Flow sheet atau checklist biasanya lebih sering digunakan di unit gawat darurat.
B.    Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis dengan rendah hati menerima saran dan kritik guna memperbaiki kekurangan maupaun kesalahan dalam pembuatan makalah ini.







DAFTAR PUSTAKA

Wildan. Hidayat. 2008. Dokumentasi Kebidanan. Salemba Medika : Surabaya
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/12/21/dokumentasi-asuhan-kebidanan/. Tanggal 28 september 2011. Jam 13:10
http://materibidan.blogspot.com/2010/10/teknik-pendokumentasian.htmlB.Flow Sheet dan Checklist. tanggal 28 september 2011. Jam 13:12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar